KURSOR

Elsa - Disney's Frozen

Rabu, 03 September 2014

SINOPSIS FILM "THE WAY HOME"



SINOPSIS FILM “THE WAY HOME”
Judul                     : Home Way (집으로 - Jib euro)
Sutradara              : Lee Jeong-hyang
Penulis                  : Lee Jeong-hyang
Tanggal  Rilis                 : 5 April 2002
Durasi                   : 80 min

Cast                      :
Kim Eul-boon as Grandmother
Yoo Seung-ho as Sang-woo
Min Kyung-hyun as Cheil-e, the little girl in the  village
Dong Hyo-hee as Sang-woo's Mother
Yim Eun-kyung as Hae Yeon

Lokasi film             : Jeetongma, Propinsi Gyeongbuk, South Korea

Sinopsis           :
Film ini menceritakan tentang seorang cucu yang bernama sang woo, yang harus tinggal bersama nenek yang bisu, disebuah desa. Namun nenek tersebut memiliki kelebihan yakni pendengarannya masih luar biasa (tidak tuli). Di sebuah desa yang membuat sang woo sulit beradaptasi. Sang woo harus tinggal dengan neneknya, karena ibunya harus mencari pekerjaan setelah kehilangan pekerjaan sebelumnya.
Sang woo yang terbiasa dengan kehidupan mewah dan ramai ala kota harus tinggal di sebuah desa yang jauh dari keramaian, bahkan saat sang woo ingin membeli batu baterai untuk gameboynya ia harus turun dan berjalan hingga 17 km. Sang woo yang tidak buta dengan keadaan seperti itupun memberontak. Ia senang sekali mengerjai (ngerjain) neneknya dan menjatuhkan guci (tempat untuk poop) milik neneknya, tusuk konde yg dipakai neneknya pun disembunyikan sehingga neneknya harus memakai sendok untuk menggulung rambutnya.
Tapi, meskipun sikap cucunya keterlaluan, nenek tetap sabar dan berusaha memenuhi keinginan cucunya. Misal, sang woo meminta fried chiken ala kfc tapi neneknya yg tak pernah tau apa itu kfc(hanya ngerti ayam),membuatnya ayam rebus.  Waktu bangun pagi sang woo yang senang mau makan fried chiken marah dan melempar ayamnya, tapi akhirnya malamnya dimakan karena dia lapar.
Karena kebaikan nenek, terdapat warga dilingkungannya wargapun banyak membantu si nenek. Banyak warga yang mengirimkan makanan dan buah-buahan untuk si nenek. Saat dia ingin membeli biskuit cokelat untuk sang woo, oleh penjual, si nenek dibungkusi banyak biskuit tanpa harus membayar. Dan hanya menyisakan satu saja untuk dimakannya besok. Tapi akhirnya biskuit itu disisipkan di tas neneknya untuk dimakan neneknya.
Ketika ibu sang woo datang untuk menjemput sang woo pulang ke kota. Sang woo( si cucu) tak ingin berpisah dengan si nenek. Sang woo pun bingung karena si nenek tidak bisa membaca dan menulis, maka untuk mengetahui keadaan si nenek, sang woo membuat kartu pos. Sang woo menggambarnya dengan dua jenis, yaitu “aku merindukanmu” dan “aku sakit”.
Kesan               :
Kesan yang dirasakan saat melihat film ini adalah mengharukan dan sedih, karena seorang nenek yg tua renta dan bisu harus hidup dengan sebatang dan kesederhanaan di sebuah desa yang jauh dari keramaian bahkan seorang nenek setua it harus menghadapi cucunya yg bernama sang woo, yg sangat nakal (keterlaluan) apalagi saat adegan si nenek harus berjalan 17 km dan merelakan uang yang ia punya diberikan kepadda si cucu, menurut saya itulah adegan yang mengesankan dan sekaligus mengharukan.
Setting             :
Lokasi pada film ini, sangat cocok dengan cerita yang dibawakan yakni disebuah desa yang masih asli desa belum tersentuh pembangunan sedikit pun, lokasi ini terletak di jeetongma, propnsi gyeongbuk, korea selatan. Tokoh yang bermain dalam cerita ini sangat ramah dan terlihat natural. Tingkah laku yg diperlihatkan pemain atau tokoh sangat pass dengan karakternya, namun pada film ini ceritanya lebih dominan diperankan oleh si nenek dan cucunya (sang woo)
Kostum dan make-up        :
Kostum yg digunakan tidak berlebihan, menyesuaikan situasi dan kondisi desa sepeerti nenek yang setiap hari hanya menggunaka baju sederhana, bahkan baju yang digunakan nenek dan orang2 didesa tersebut sangat sederhana sekali masih terlihat pedesaan. U/ sang woo yg sejatinya orang kota, setelah tinggal di rumah nenek/desa kostumnya menjadi agak kucel dan kumel. Make-up sangat natural bahkan bisa dibilang tidak meakai make-up sama ssekali..
Pesan/amanat          :
Pesan yg diambil pada film ini, bahwa seorang cucu sperti kita hendaknya harus lebih menghormati dan menghargai seorang nenek. Karena dibalik polosnya wajah yg tua dan terlihat sperti orang bodoh terselip rasa perhatian dan peduli terhadap cucunya. Dan saat nenek kita ssuddah tiddak bis mengerti apa yg kita mau, percayalah bahwa nenek selalu sayang dan ada rasa peduli ddengan kita. Film ini didedikasikan untuk seluruk nenek di dunia.

Itu tadi, tugas sekolah saya. Dan saya ingin membagikan ilmu ini kepada kalian. Barangkali ada yang ingin tahu tentang film ini.
Semoga bermanfaat.
Terimakasih!!!

2 komentar:

  1. saya sngat setuju, ini merupakan film terbaik yg prnah saya lihat karena cuma film ini yg membuat saya menangis(betul2 menangis) apalagi nontonnya tengah malam dan lagi hujan. saya salut dengan korsel yg keterlaluan pintarnya dalam membuat film, sangat mustahil indonesia bisa menyaingi korsel dalam hal membuat film atau segalanya. itulah saya heran kenapa banyak orang indo yg benci hal yg berbau korsel(bukan korut) padahal jelas2 kita sangat ketinggalan dari mereka. jadi jangan suka menghina negara lain karena negara kita belum tentu lebih baik dari negara lain, jangan melihat wilayah karena untuk apa negara luas tetapi rakyat menderita, mending negara kecil tapi makmur dan maju

    BalasHapus
  2. Aq ntn film ini sedih nya benar² sedih terharu banget. Berulang x ntn ngk bosan n berulang x pula nangis. Lihat nenek nya udh tua merawat cucu nya yg nakal. Sedih lh pokonya. Film nya bagus menginspirasi bangt. Buat nenek semoga tenang disana karna nenek telah tutup usia april 2021. Di usia 95 tahun. Film mu akan selalu kami kenang nek

    BalasHapus