SINOPSIS FILM “THE WAY HOME”
Judul : Home Way (집으로 - Jib euro)
Sutradara : Lee Jeong-hyang
Penulis : Lee Jeong-hyang
Tanggal Rilis :
5 April 2002
Durasi : 80 min
Cast :
Kim Eul-boon as
Grandmother
Yoo Seung-ho as
Sang-woo
Min Kyung-hyun
as Cheil-e, the little girl in the
village
Dong Hyo-hee as
Sang-woo's Mother
Yim Eun-kyung
as Hae Yeon
Lokasi film : Jeetongma, Propinsi Gyeongbuk,
South Korea
Sinopsis :
Film ini
menceritakan tentang seorang cucu yang bernama sang woo, yang harus tinggal
bersama nenek yang bisu, disebuah desa. Namun nenek tersebut memiliki kelebihan
yakni pendengarannya masih luar biasa (tidak tuli). Di sebuah desa yang membuat
sang woo sulit beradaptasi. Sang woo harus tinggal dengan neneknya, karena
ibunya harus mencari pekerjaan setelah kehilangan pekerjaan sebelumnya.
Sang woo yang
terbiasa dengan kehidupan mewah dan ramai ala kota harus tinggal di sebuah desa
yang jauh dari keramaian, bahkan saat sang woo ingin membeli batu baterai untuk
gameboynya ia harus turun dan berjalan hingga 17 km. Sang woo yang tidak buta
dengan keadaan seperti itupun memberontak. Ia senang sekali mengerjai
(ngerjain) neneknya dan menjatuhkan guci (tempat untuk poop) milik neneknya,
tusuk konde yg dipakai neneknya pun disembunyikan sehingga neneknya harus
memakai sendok untuk menggulung rambutnya.
Tapi, meskipun
sikap cucunya keterlaluan, nenek tetap sabar dan berusaha memenuhi keinginan
cucunya. Misal, sang woo meminta fried chiken ala kfc tapi neneknya yg tak
pernah tau apa itu kfc(hanya ngerti ayam),membuatnya ayam rebus. Waktu bangun pagi sang woo yang senang mau
makan fried chiken marah dan melempar ayamnya, tapi akhirnya malamnya dimakan
karena dia lapar.
Karena
kebaikan nenek, terdapat warga dilingkungannya wargapun banyak membantu si
nenek. Banyak warga yang mengirimkan makanan dan buah-buahan untuk si nenek.
Saat dia ingin membeli biskuit cokelat untuk sang woo, oleh penjual, si nenek
dibungkusi banyak biskuit tanpa harus membayar. Dan hanya menyisakan satu saja
untuk dimakannya besok. Tapi akhirnya biskuit itu disisipkan di tas neneknya
untuk dimakan neneknya.
Ketika ibu
sang woo datang untuk menjemput sang woo pulang ke kota. Sang woo( si cucu) tak
ingin berpisah dengan si nenek. Sang woo pun bingung karena si nenek tidak bisa
membaca dan menulis, maka untuk mengetahui keadaan si nenek, sang woo membuat
kartu pos. Sang woo menggambarnya dengan dua jenis, yaitu “aku merindukanmu”
dan “aku sakit”.
Kesan :
Kesan yang
dirasakan saat melihat film ini adalah mengharukan dan sedih, karena seorang
nenek yg tua renta dan bisu harus hidup dengan sebatang dan kesederhanaan di
sebuah desa yang jauh dari keramaian bahkan seorang nenek setua it harus
menghadapi cucunya yg bernama sang woo, yg sangat nakal (keterlaluan) apalagi
saat adegan si nenek harus berjalan 17 km dan merelakan uang yang ia punya
diberikan kepadda si cucu, menurut saya itulah adegan yang mengesankan dan
sekaligus mengharukan.
Setting :
Lokasi pada
film ini, sangat cocok dengan cerita yang dibawakan yakni disebuah desa yang
masih asli desa belum tersentuh pembangunan sedikit pun, lokasi ini terletak di
jeetongma, propnsi gyeongbuk, korea selatan. Tokoh yang bermain dalam cerita
ini sangat ramah dan terlihat natural. Tingkah laku yg diperlihatkan pemain
atau tokoh sangat pass dengan karakternya, namun pada film ini ceritanya lebih
dominan diperankan oleh si nenek dan cucunya (sang woo)
Kostum dan make-up :
Kostum yg
digunakan tidak berlebihan, menyesuaikan situasi dan kondisi desa sepeerti
nenek yang setiap hari hanya menggunaka baju sederhana, bahkan baju yang
digunakan nenek dan orang2 didesa tersebut sangat sederhana sekali masih
terlihat pedesaan. U/ sang woo yg sejatinya orang kota, setelah tinggal di
rumah nenek/desa kostumnya menjadi agak kucel dan kumel. Make-up sangat natural
bahkan bisa dibilang tidak meakai make-up sama ssekali..
Pesan/amanat :
Pesan yg
diambil pada film ini, bahwa seorang cucu sperti kita hendaknya harus lebih
menghormati dan menghargai seorang nenek. Karena dibalik polosnya wajah yg tua
dan terlihat sperti orang bodoh terselip rasa perhatian dan peduli terhadap
cucunya. Dan saat nenek kita ssuddah tiddak bis mengerti apa yg kita mau,
percayalah bahwa nenek selalu sayang dan ada rasa peduli ddengan kita. Film ini
didedikasikan untuk seluruk nenek di dunia.
Itu tadi,
tugas sekolah saya. Dan saya ingin membagikan ilmu ini kepada kalian.
Barangkali ada yang ingin tahu tentang film ini.
Semoga
bermanfaat.
Terimakasih!!!
saya sngat setuju, ini merupakan film terbaik yg prnah saya lihat karena cuma film ini yg membuat saya menangis(betul2 menangis) apalagi nontonnya tengah malam dan lagi hujan. saya salut dengan korsel yg keterlaluan pintarnya dalam membuat film, sangat mustahil indonesia bisa menyaingi korsel dalam hal membuat film atau segalanya. itulah saya heran kenapa banyak orang indo yg benci hal yg berbau korsel(bukan korut) padahal jelas2 kita sangat ketinggalan dari mereka. jadi jangan suka menghina negara lain karena negara kita belum tentu lebih baik dari negara lain, jangan melihat wilayah karena untuk apa negara luas tetapi rakyat menderita, mending negara kecil tapi makmur dan maju
BalasHapusAq ntn film ini sedih nya benar² sedih terharu banget. Berulang x ntn ngk bosan n berulang x pula nangis. Lihat nenek nya udh tua merawat cucu nya yg nakal. Sedih lh pokonya. Film nya bagus menginspirasi bangt. Buat nenek semoga tenang disana karna nenek telah tutup usia april 2021. Di usia 95 tahun. Film mu akan selalu kami kenang nek
BalasHapus